Kamis, 17 Desember 2009

uji sensorik motorik

LAPORAN PRAKTIKUM
UJI SENSORIS DAN MOTORIK
FISIOLOGI HEWAN


Disusun Oleh :
Winda Nurdiani
(207 202 180)
Biologi V/C

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS YARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009
JUDUL : UJI SENORIS DAN MOTORIK
TANGGAL PRAKTIKUM : Jum’at, 06 November 2009
TUJUAN :
• Melakukan uji sensorik penciuman (‘olfactory avoidance test’) pada anak mencit.
• Melakukan uji motorik yang meliputi kemampuan refleks membalikkan badan, menghindari jurang, geotaksis nagatif, pola perilaku lokomosi, dan uji kemampuan berenang.
PENDAHULUAN
Secara organisasi sistem saraf dapat dikelompokkan kedalam sistem sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi atau perifir. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas saraf kranial dan saraf otonom. Dalam bentuk bagan :













A. Fungsi dan sturktur sistem saraf
1. Fungsi sistem saraf
Sistem saraf berfungsi untuk menerima rangsangan, menghantarkannya dan mengintegrasikannya untuk selanjutnya mengaktifkan efektor kedalam koordinasi rangsang. Otak sebagai salah satu pusat sistem saraf juga merupakan pusat intlektual, kemauan dan kesadaran (Cartono, 2004).
2. Struktur sistem saraf
Sistem saraf disusun oleh tiga bagian utama, yaitu :
a) Sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
b) Sistem saraf tepi
c) Sistem saraf otonom (Cartono, 2004)
Sel saraf atau Neuron
Sel saraf atau neuron merupakan unit struktural yang membangun sistem saraf. Neuron dibangun oleh bagian-bagian berikut :
a) Badan sel atau prokarion, merupakan pusat tropik untuk seluruh sel saraf tersebut dan dapat menerima rangsang. Didalamnya terdapat inti berukuran cukup besar (berjumlah satu atau dua), neurofibril, bada Nissl, badan golgi, mitokondria, serta bdan-badan paraplasma (Darmadi, 2005).
b) Dendrit, merupakan uluran-uluran sitoplasma dengan jumlah yang banyak, berperan menangkap rangsang dari lingkungan, dari sel epitel sensoris atau darii neuron lain (Darmadi, 2005).
c) Akson, merupakan uluran sitoplasma tunggal dan panjang, berperan untuk membangkitkan dan menghantarkan impuls ke sel lain (sel saraf, otot atau kelenjar) (Darmadi, 2005).
Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan atas :
1). Neuron motoris
Berfungsi menghantarkan impuls aau tanggapan dari sistem saraf pusat ke otot-otot atau efektor lainnya. Neuron ini biasanya mempunyai akson yang panjang dan ditutupi oleh pembungkus mielin (myelin) dan neurilemna (Cartono, 2004).
2). Neuron sensoris
Dendritnya dapat hanya satu danmemanjang. Berfungsi menghantarkan rangsang dari reseptor atau penerima ke pusat susunan saraf (Cartono, 2004).
3). Neuron konektor
Neuron yang memiliki dendrit maupun akson yang dihubungkan dengan neuron yang satu dengan neuron yang lainnya. Jadi neuron ini merupakan penghubung antar neuron (Cartono, 2004).
4). Neuron adjustor
Merupakan penghubung neuron-neuron motoris dan neuron-meuron sensoris didalam sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sering pula dikatakan sistem saraf pusat adalah neuron asosiasi atau neuron penghubung yang berfungsi sebagai penghubung. Neuron ini sangat banyak memiliki tonjolan (Cartono, 2004).
Sistem saraf somatik (Somatic Nervous System)
1. Saraf-saraf tulang belakang
Saraf tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf somatik dimulai sari ujung saraf dorsal dan ventral dar sumsum tulang belakang (bagian luar sumsum tulang belakang). Saraf-saraf tersebut mengarah keluar rongga dan bercabang-cabang disepanjang perjalanannya menuju otot atau reseptor sensoris yang hendak dicapainya. Cabang-cabang saraf tulang belakang ini umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh darah, terutama cabang-cabang yang menuju otot-otot kepala (skeletal muncles) (http://www.erathenurse.blogspot.com/struktur-perlindungan-sistem-saraf.html/diakses2009/11/02).
Saraf-saraf kepala (Cranial Nerves)
Saraf-saraf kepala terdiri dari 12 pasang saraf kranial yang meninggalkan permukaan ventral otak. Sebagian besar saraf-saraf kepala ini mengintrol fungsi sensorik dan motorik dibagian kepala dan leher. Salah satu dari keduabelas pasang saraf tersebut adalah saraf vagus (vagus nerves/saraf yang berkelana) yang merepakan saraf nomor sepuluh yang mengatur fingsi-fungsi organ tubuh dibagian dada dan perut. Menunjukkan fungsi-fungsi dasar saraf-saraf kepala beserta bagian-bagian tubuh yang dikontrolnya (http://www.erathenurse.blogspot.com/struktur-perlindungan-sistem-saraf.html/diakses2009/11/02).
Sistem saraf autonom
Sistem saraf autonom mengatur fungsi otot-otot halus, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh (autonom berarti mengatur diri sendiri). Otot-otot halus terdapat dibagian kulit (berkaitan dengan folikel-folikel rambut ditubuh, dipembuluh-pembuluh darah, dimata (mengatur ukuran pupil), didinding srta jontot usus, kantung empedu dan katung kemih (http://www.erathenurse.blogspot.com/struktur-perlindungan-sistem-saraf.html/diakses2009/11/02).
ALAT DAN BAHAN
NO ALAT BAHAN
1 Aquarium Hewan mencit
2 Bidang miring Air hangat
3 Stopwatch Asan pikrat
4 Kandang mencit Minyak kayu putih
5 Angga besi (kawat) Parfum
6 Cotton bud
CARA KERJA
1. Uji sensorik (uji penciuman) olfactory aviodunce test
Selupkan beberapa cotton bud pada minyak kayu putih dan [arfum

Ciumkan pada mencit

• Mencit tidak berekasi - penciuman ntral (0)
• Manghindari bau - penciuman positif (+)
• Mendekati bau - penciuman negative (-)
2. Uji motorik (gerak reflex)
a). uji kemampuan reflex motorik membalikkan badan (surface righting reflex)
letakkan mencit di meja datar dengan posisi terlentang

tahan sebentar kemudian lepas

catat waktu yang diperlukan mencit untuk dapat mengembalikan tubuhnya hingga keempat kakinya tegak diatas meja

lakukan uji ini sebangak tiga kali berturut-turut

hitung rata-rata waktunya
b). uji kemampuan reflex menghindari jurang (cliff avoidance reflex)
siapkan meja dengan ketinggian tertentu

letakkan mencit dengan posisi ujung jari kaki depan dan mulut sejajar dengan tepi meja

tahan sebentar kemudian lepas

catat waktu yang diperlukan mencit untuk memutar badannya menjauhi meja / tepi meja

lakukan uji ini sebanyak 3 kali berturut-turut

hitung rata-rata waktunya
c). uji kemampuan reflex geotaksis negative (negative geotaksis reflex)
siapkan tempat dengan kemiringan 250 – 450

letakkan mencit ditengah dengan kepala mengarah kebawah / vertical

tahan sebentar kemudian lepaskan

catat waktu yang diperlukan mencit untuk memutar tubuhnya 1800

lakukan uji ini tiga kali berturut-turut

hitung rata-rata waktunya

3. uji motorik (lokomosi hewan vertebrata
a). lokomosi berjalan
buat jalur lurus berjarak 20 cm pada sebuah meja

amati dan catat :

• pola gerakan langkah mencit menuju kedepan pada kecepatan maksimum
• durasu gerakan tersebut dari saat awal hingga mencapai ujung jalur yang telah ditentukan (upayakan mencit berjalan lurus pada jalur)

lakukan uji ini tiga kali berturut-turut

hitung rata-rata kecepatannya
b). lokomosi berenang
isi akuarium dengan air hangat (27-300 C) dengan ketinggian air sekitar 6-7 cm

jatuhkan mencit disis ujung aquarium

biarkan mencit berenang selama mungkin

lakukan penentuan penilaian gerakan mencit
arah berenang :
0 = tenggelam
1 = terapung
2 = berputar-putar
3 = lurus
Sudut berenang
0 = kapala dan tubuh dibawah permukaan air
1 = permukaan kepala dan sebagian hidung dipermukaan air
2 = bagian kepala sebatas mata diatas permukaan air
3 = bagian kepala, mata, dan setengah telinga diatas permukaan air
4 = kepala dan seluruh telingan diatas permukaan air
Penggunaan anggota badan
1 = tidak menggunakan anggota badan
2 = menggunakan keempat anggota badan
3 = menggunakan kedua kaki depan saja

Biarkan mencit tetap berenang hingga lelah

Masukkan tangga disalah satu sisi akuarium

Catat durasi waktu berenang dari dimasukkannya pertama kali hingga mencit dapat menggapai tangga, memanjat tangga dan menggapai bibir aquarium

Ambil dan keringkan badan mencit dengan handuk kecil

HASIL

UJI SENSORIK PENCIUMAN UJI GERAK REFLEKS (CAR)

UJI GERAK REFLEKS (NGR) UJI GERAK REFLEKS (SRR)

UJI LOKOMOSI BRJALAN UJI LOKOMOSI BERENANG


Individu mencit Uji sensorik Uji motorik
Kayu putih parfum Reflex Lokomosi
SRR CAR NGR Berjalan Berenang
Waktu Arah Sudut PAB
1 ( - ) ( - ) 1 10 5 11 122 3 3 2
2 ( - ) ( - ) 1 11.33 11 15 134 3 3 2
UJI SENSORIK PENCIUMAN KAYU PUTIH


UJI SENSORIS PENCIUMAN PARFUM

UJI GERAK REFLEKS
SURFACE RIGHTING REFLEX (SRR)

CLIFF AVOIDANCE REFLEKS (CAR)

NEGATIVE GEOTAKSIS REFLEKS (NGR)

LOKOMOSI BERJALAN

LOKOMOSI BERENANG

PEMBAHASAN
Pada dasarnya, sistem saraf pada mencit hampir sama dengan dengan manusia sehingga mencit sering digunkan untuk proses penelitian dalam hal mengetahui tentang manusia. Dalam penelitian atau praktikum yang yang telah dilaksanakan ada dua mencit yang digunakan adalah 2 individu mencit. Terdapat perbedaan datayang diperoleh dari dua data tersebut. Pada mencit kedua lebih lambat dalam uji motoriknya hal ini dapat disebabkan oleh aktivitas sebelumnya yang dapat menyebabkan stress pada mencit akibat adanya perlakuan yang tidak biasa. Hal ini juga dapat juga terjadi karena keadaan fisik yang berbeda antara mencit yang satu dengan yang lainnya.
Namun demikian terdapat persamaan dalam tingkah laku pada lokomosi berenang antara arah, sudut dan penggunaan angota badan. Juga dalam hal pola berjalan juga sama diantara kedua mencit tersebut. Yakni pertamanya kaki depan sebelah kiri dan kaki belakang sebelah kanan.
Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di perkotaan(http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://misslf.blog.ugm.ac.id/files/2009/11/26).
Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan.
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Upafamili : Murinae
Genus : Mus
Spesies : M. musculus
Geographic Range
Mus musculus mungkin awalnya telah didistribusikan dari wilayah Mediterania ke Cina, tapi kini telah menyebar ke seluruh dunia dengan manusia dan hidup sebagai teman semakan manusia (http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_musculus/diakses/2009/11/01).
Habitat
Tikus rumah umumnya tinggal di dekat dengan manusia – di rumah-rumah, gudang, lumbung, dll Mereka juga menduduki ladang yang ditanami, fencerows, dan bahkan daerah-daerah berhutan, tapi mereka jarang menyimpang jauh dari bangunan. Beberapa individu menghabiskan musim panas di ladang dan pindah ke lumbung dan rumah-rumah dengan mulainya musim gugur cuaca dingin. Karena asosiasi mereka dengan manusia, tikus rumah telah dapat mendiami daerah-daerah yang tidak ramah (seperti tundra dan padang pasir) yang mereka tidak akan dapat menempati secara mandiri (http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_musculus/diakses/2009/11/01).
Morfologi
Tikus rumah 65-95 mm panjang dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh mereka, mereka adalah ekor 60-105 mm. Bulu mereka berkisar dalam warna dari cokelat muda sampai hitam, dan mereka umumnya memiliki putih atau bellys Buffy. Mereka memiliki ekor panjang yang memiliki sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik (annulations). Tikus rumah cenderung memiliki panjang bulu ekor dan lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia. Mereka berkisar 12-30 g berat badan. Banyak bentuk-bentuk domestik tikus telah dikembangkan yang bervariasi dalam warna dari putih menjadi hitam dan dengan bintik-bintik (http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_musculus/diakses/2009/11/01).
Reproduction
Tikus rumah memiliki sistem perkawinan poligini. Penemuan baru-baru ini lagu ultrasonik dihasilkan oleh tikus jantan, saat berhubungan dengan jenis kelamin perempuan feromon, menunjukkan bahwa perilaku ini mungkin terlibat dalam pasangan pilihan(http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_musculus/diakses/2009/11/01).
Di dalam penelitian-penelitian biologi, farmasi, dan kedokteran, mencit (Mus musculus L.), tikus (Rattus norvegicus L.), dan kelinci (Oryctolagus cuniculus L.) sering digunakan sebagai hewan uji (penelitian praklinik) karena memiliki struktur dan fungsi organ-organ tubuh yang mirip dengan manusia serta memiliki respons yang juga mirip terhadap pengaruh bahan-bahan atau agen-agen yang dicobakan. Umur yang singkat, jumlah anakan yang banyak, dan cara pemeliharaan yang relatif mudah juga merupakan hal-hal penting yang dipertimbangan oleh para peneliti dalam memilih hewan uji untuk riset mereka. Saat ini penulis tengah melakukan penelitian lebih lanjut mengenai khasiat kuda laut terhadap sistem reproduksi mammalia jantan dan betina untuk menjawab mitos yang telah berumur ratusan tahun ini. Penelitian biomedis dan farmakologi mengenai khasiat kuda laut sebagai obat terhadap berbagai penyakit dan gangguan fisiologis juga tengah direncanakan. (http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://misslf.blog.ugm.ac.id/files/2009/11/26).
Mencit betina hamil sebanyak 60 ekor dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol tanpa perlakuan, kelompok 2 sebagai kontrol diberi aquades 1 ml/hari. Kelompok 3 sampai 6 merupakan kelompok perlakuan diberi ekstrak rimpang pacing masing-masing dengan dosis 500, 1000, 1500, dan 2000 mg/kgBB (http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://misslf.blog.ugm.ac.id/files/2009/11/26).
Perlakuan diberikan secara oral pada mencit hamil pada hari ke 6 sampai 12 yaitu periode organogenesis. Parameter yang diamati meliputi morfologi luar, berat dan panjang fetus, tingkat kekerdilan, jumlah fetus per-induk, yang hidup, mati, cacat, atau terjadi resorbsi. Struktur anatomi organ dalam fetus juga diamati dengan metode bedah silet. (http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
Siklus Estrus Pada Mencit
Pada setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan-perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh hormon yang berpengaruh di dalam tubuhnya. Berikut adalah penggambaran diri mencit pada setiap tahap yang terjadi:
1. Fase Estrus
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” atau “gairah” (Campbell et al, 2004), hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi (Gilbert, 2006). Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan luteinizing hormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz – 110kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar hidungnya (Anonim, 2009 A). Pada tahap ini vagina pada mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap matesterus ( A.Tamyis, 2008) (http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
2. Fase Metestrus
Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti, aktivitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran yang paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel-sel leukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung paling banyak adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum (A.Tamyis, 2008) (http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
3. Fase Diestrus
Tahap selanjutnya adalah tahap diestrus, tahap ini terjadi selama 2-2,5 hari. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Hormon yang terkandung dalam ovarium adalah estrogen meski kandungannya sangat sedikit. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir (A.Tamyis, 2008) (http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
4. Fase Proestrus
Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikel de Graaf. Pada tahap ini hormon estrogen sudah mulai banyak dan hormon FSH dan LH siap terbentuk. Pada apusan vaginanya akan terlihat sel-sel epitel yang sudah tidak berinti (sel cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempuna bahkan belum terbentuk inti dan sel-sel baru ini berada di atas sel epitel yang membelah, sel-sel baru ini disebut juga sel cornified (sel yang menanduk). Sel-sel cornified ini berperan penting pada saat kopulasi karena sel-sel ini membuat vagina pada mencit betina tahan terhadap gesekan penis pada saat kopulasi. Perilaku mencit betina pada tahap ini sudah mulai gelisah namun keinginan untuk kopulasi belum terlalu besar. Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir fase selanjutnya adalah fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang (A.Tamyis, 2008) (http://nadzzsukakamu.wordpress.com/2009/03/16/siklus-estrus-pada-mencit/diakses/2009/11/26)

DAFTAR PUSTAKA
Goenarso, Darmadi, dkk. 2005. Fisiologi hewan. Jakarta : Universitas Terbuka
Cartono, M. P., M. T. 2004. Biologi Umum. Bandung : Prisma Press.
(http://www.erathenurse.blogspot.com/struktur-perlindungan-sistem-saraf.html/diakses2009/11/02).
(http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://misslf.blog.ugm.ac.id/files/2009/11/26).
(http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
(http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_musculus/diakses/2009/11/01).
(http://nadzzsukakamu.wordpress.com/2009/03/16/siklus-estrus-pada-mencit/diakses/2009/11/26)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar