Kamis, 17 Desember 2009

termoregulasi

LAPORAN PRAKTIKUM
Termoregulasi
Fisiologi hewan






Disusun oleh:
Winda Nurdiani
(207 202 180)
Biologi v/c



PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009
JUDUL : TERMOREGULASI
TANGGAL : Jum’at, 23 Oktober 2009
TUJUAN :
• Mempelajari perubahan aktivitas jantung Daphnia sp. dalam berbagai temperatur lingkungan.
• Menetukan koefisien aktivitas (Q10).
PENDAHULUAN
Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu interval agar beradda didalam kisaran yang dapat ditolerlir (Campbell, 2004). Berdasarkan Tobin (2005), suhu berpengaruh kepada tingkat metabolime. Suhu yang tinggi akan menyebabkan aktivitas molekul-molekul semakin tinggi karena energi kinetiknya makin besar pula (Chang, 1996). Akan tetapi, kenaikan aktivitas dengan metabolisme hanya akan bertambah seiring dengan kanikan suhu hingga batas tertentu saja. Hal ini disebabkan metabolisme didalam tubuh diatur oleh enzim (salah satunya)yang memiliki suhu optimum dalam bekerja. Jika suhu lingkungan atau tubuh meningkat atau menurun drastis, enzim-enzim tersebut dapat terdenaturasi dan kehilangna fungsinya (http://www.digilib.itb.ac.id/gdl.php/diakses 2009/10/20).
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan eksresi adalah elemen-elemen dari homoeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold blood animal) dan hewan berdarah panas (warm blood animal). Namun lebih dikenal dengan istilah eksoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan (http://www.try4know.blogspot.com/termoregulasi.html/diakses 2009/10/20).
Endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Enditerm umu dijumpai pada kelompok burung (aves), dan mamalia. Hewan endoterm disebut juga homoiterm, karena suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Pada hewan homoiterm suhunya lebih stabi, hal ini dikarenakan adanya resssssssseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorpsi dengan panas yang hilang (http://www.try4know.blogspot.com/termoregulasi.html/diakses 2009/10/20).
Eksoterm adalah hewan yang panas tubuhya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan eksoterm cenderung berfluktuasi tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia (http://www.try4know.blogspot.com/termoregulasi.html/diakses 2009/10/20).
Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot dan modifikasi sistem sirkulasi dibagian kulit. Kontraksi pembuluh darah dibagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk menguarangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada bebrapa hewan untuk menurunkan suhu tubuh dengan caramandi atau mengipaskan daun telingan ke tubuh. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi (http://www.firebiology07.wordpress.com/termoregulasi-pengaturan-suhu-tubuh/diakses 2009/10/20).
Suhu dan panas
Suhu biasanya diukur dalam satuan derajat celsius (oC) meskipun dalam kimia fisik dan termodinamika biasanya digunakan suhu absolut yang dinyatakan dalam kelvin (K). Nol absolut berada pada -273.15oC. hubungan antar suhu celsius (Sc) dengan suhu absolut (Sk) seperti : Sk = Sc + 273.15 (Darmadi, 2005).
Dalam ilmu biologi, panas diukur dalam kalori (cal) merupakan jumlah panas yang diperlukan untuk m,eningkatkan suhu sebesar 1oC pada satu gram air. Kalori bukan merupakan satuan sistem internasional (SI), tetapi istilah ini sudah sangat umum digunakan. Bila dikonversikan kedalam satuan SI, maka 1 kal = 4.184 j (joule) (Darmadi, 2005).
Pengaruh suhu pada faal hewan
Ikan dan invertebrata (hewan avertebrata) yang hidup di perairan Arctic, hidup pada kisaran suhu tubuh sekitar -2oC, sedangkan hewan yang hidup di padang pasir suhu tubuhnya sekita +50oC. Bebrapa makhluk hidup lain bahkan dapat hidup pada suhu yang lebih ekstrim, sebagai contoh, telah diketahui cacing polychaeta hidup di lubang laut dalam, pada suhu lebih dari 80oC. Umumnya hewan sangat mudah untuk menyerap suhu lingkungan luarnya, tetapi burung dan mamlia mampu untuk mengatur suhu tubuhnya dan menjaganya dari tingkat yang relatif konstan dan berbeda dengan suhu lingkungan luarnya. Suhu sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Peningkatan suhu dapat pula maningkatkan laju reaksi fisik dan kimia, contohnya adlah laju metabolisme. Reaksi enzimatis sangat bergantung pada suhu karenanya aktivitas metabolisme di berbagai jaringan atau organ bergantung pada kemampuan untuk mempertahankan suhu yang sesuai pada tubuhnya (Darmadi, 2005).
Interaksi pertukaran suhu antara hewan dan lingkungannya
Hewan akan berinteraksi dengan suhu lingkungan terdekatnya, akan ada pertukaran suhu diantar keduanya. Hewan mempunyai kemampuan untuk memanipulasi pertukaran ini bagi kehidupannya, mengatur suhu tubuhnya dengan menambah dan mengurangi kehilangan atau perolehan panas (Darmadi, 2005).
1. Konduksi
Konduksi panas adlah pemindahan panas antara dua bagian secara kontak fisik langsung diantar keduannya. Panas akan mengalir mengikuti perbedaan suhu dari wilayah yang bersuhu tinggi ke wilayah yang bersuhu lebih rendah. Laju pergerakan panas ditentukan oleh beberapa faktor seperti wilayah terjadinya pergerakan panas, perbedaan suhu awal antar dua wilayah, konduktivitas panas pada wilayah tersebut. Konduktivitas panas adlah cara untuk mengeksresikan bagaimana mudahnya pergerakan panas pada suatu wilayah (Darmadi, 2005).
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas melalui pergerakan zat cair atau gas. Hal inimerupakan salah satu cara meningkatkan kehilangan panas pada benda padat. Sebagai contoh panas dapat hilang dari benda padat dan berubah menjadi gas. Pada saat gas bergerak melewati benda padat, maka panas berpindah dari benda padat ke gas. Pada saat gas yang terpanasi bergerak terus itu akan diganti dengan gas yang lebih dingin dan akan lebih banyak gas berpindah dari benda padat ke gas. Konveksi dikatakan mempunyai kekuatan jika gerakan benda cair atau gas dibantu kekuatan dari luar seperti angin. Sebaliknya, konveksi tidak terjadi apabila tidak terdapat kekuatan dari luar (Darmadi, 2005).
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa kontak langsung antar sumber panas dengan daerah yang menerima panas. Hukum Stefan Boltzmann menyatakan bahwa intensitas dari suatu benda sebanding dengan suhu permukaannya dipangkat empat (Darmadi, 2005).
4. Evaporasi
Ketika air menguap (evaporasi) terjadi perubahan bentuk (fase) dari bentuk cair ke bentuk gas. Perubahan bentuk atau fase ini memerlukan sejumlah besar energi dalam bentuk panas. Hal ini dikenbal sebagai panas penguapan. Oleh karena itu, evaporasi dapat menyebabkan pendinginan. Jumlah panas yang diperlukan agar terjadi evaporasi bergantung kepada suhu pada saat hal tersebut berlangsung. Bila suhu meningkat jumlah energi panas yang diperlukan untuk mengubah air dari fase cair menjadi gas (Darmadi, 2005).

ALAT DAN BAHAN
NO ALAT BAHAN
1 Mikroskop Es batu
2 Stopwatch Kultur daphnia
3 Counter Aquades
4 Pipet
5 Gelas objek
6 Tabung reaksi
7 Bunsen
8 Gelas piala
9 Termometer
CARA KERJA
Siapkan kultur Daphnia sp. Dalam tabung rekasi

Panaskan air diatas bunsen

Tunggu sampai suhu mencapai 35oC

Masukkan tabung reaksi yang sudah terisi dengan Daphnia sp.

Diamkan selama 3 menit

Ambil Daphnia dengan pipet

Letakkan diatas gelas objek

Amati dibawah mikroskop

Atur Daphnia agar jantung tampak jelas

Hitung jumlah detak jantung selam 15 detik

Lakukan perhitungan sebanyak 3 kali kemudian rata-ratakan

Lakukan kembali percobaan tersebut pada suhu 55oC

Buat grafiknya

Hitung Q10 pada setiap suhu pengukuran

HASIL

Kultur Daphnia sp. Proses pemanasan suhu sampai 35oC dan 55OC

Proses penyimpanan atau pemindahan Daphnia sp. Ke atas gelas objek Prose penelitian detak jantung Daphnia sp. Selama 15 detik

Suhu (oC) Jumlah denyut jantung (per 15 detik) Rata-rata denyut jantung
(per menit) Q10
15o T1 = 2 → 2
T2 = 8 → 6
T3 = 12 → 4 = 2 + 6 + 4
3
= 4 x 4 = 16
25o T1 = 7 → 7
T2 = 15 → 8
T3 = 20 → 5 = 7 + 8 + 5
3
= 6.67 x 4 = 26.67
35o T1 = 12 → 12
T2 = 20 → 8
T3 = 27 → 7 = 12 + 8 + 7
3
= 9 x 4 = 36
45o T1 = 19 → 19
T2 = 28 → 9
T3 = 44 → 16 = 19 + 9 + 16
3
= 14.67 x 4 = 58.67
55o T1 = 40 → 40
T2 = 76 → 36
T3 = 117 → 41
= 40 + 36 + 41
3
= 39 x 4 = 156


PEMBAHASAN




Sistem klasifikasi Daphnia sp.
Filum : Arthropoda Subfilum : Crustaceae
Kelas : Branchipoda
Subkelas : Diplostraca
Ordo : Cladocera
Subordo : Eucladocera
Famili : Daphnidae
Subfamili : Daphnoidea
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia sp.
Daphnia sp. termasuk dalam golongan udang-udangan, namun dalam proses perkembangan belum lebih jauh dari jenis udang-udangan lainnya. Organisme ini dikenal oleh masyarakat pada umumnya disebut sebagai kutu air, namun sebenarnya organisme ini termasuk dalam zooplankton. Lapisan luar mengalami molting atau ekdisis sebanyak 17 kali. Mulut Daphnia sp. terdiri dari satu labrum, satu pasang mandibula, satu buah labium (Radiopoetro, 1977) (http://biologyuniversityofeducation.blogspot.com/2009/10/pengaruh-pemberian-pakan-ragi-terhadap.html/diakses 2009/10/26).
Menurut Djarijah (1995) mengatakan bahwa Daphnia sp. merupakan organisme yang termasuk keluarga besar phyllum Arthropoda, kelas Crustacea. Ciri khas organisme tersebut adalah bentuknya gepeng ke samping (memampat ke samping) dan beruas-ruas (Djarijah, 1995) (http://biologyuniversityofeducation.blogspot.com/2009/10/pengaruh-pemberian-pakan-ragi-terhadap.html/diakses 2009/10/26).
Waterman (1960) mengemukakan bahwa hewan kecil memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih cepat dari pada hewan dewasa baik itu pada suhu atau temperatur panas, sedang, dingin, maupun alkoholik. Hal ini disebabkan adanya kecepatan metabolik yang dimiliki hewan kecil tersebut. Menurut Pennak (1853) mekanisme kerja jantung Daphnia sp. berbanding langsung dengan kebutuhan oksigen per unit berat badannya pada hewan-hewan dewasa (http://biologyuniversityofeducation.blogspot.com/2009/10/pengaruh-pemberian-pakan-ragi-terhadap.html/diakses 2009/10/26).
Daphnia sp. sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada suhu 22 – 31oC dan pH 6,5 – 7,4 yang mana organisme ini perkembangan larva menjadi dewasa dalam waktu empat hari (Djarijah, 1995).Menurut Waterman (1960) pada lingkungan dengan suhu tinggi akan meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga laju respirasi meningkat dan berdampak pada peningkatan denyut jantung Daphnia sp. (http://biologyuniversityofeducation.blogspot.com/2009/10/pengaruh-pemberian-pakan-ragi-terhadap.html/diakses 2009/10/26
Waterman (1966) mengatakan bahwa senyawa toksik menyebabkan seluruh sistem jaringan tubuh dalam Daphnia sp. mengalami gangguan dan alkohol merupakan senyawa toksik bagi Daphnia sp. berdasarkan hal inilah maka diusahakan perlakuan medium serta variasi lingkungan yang diberikan bebas senyawa-senyawa toksik sehingga dapat menghambat metabolisme tubuh Daphniasp. (http://biologyuniversityofeducation.blogspot.com/2009/10/pengaruh-pemberian-pakan-ragi-terhadap.html/diakses 2009/10/26).
faktor yang mempengaruhi kerja denyut jantung Daphnia sp. adalah sebagai berikut :
1. Aktivitas dan faktor yang mempengaruhi denyut jantung Daphnia sp. bertambah lambat setelah dalam keadaan tenang.
2. Ukuran dan umur, dimana spesies yang lebih besar cenderung mempunyai denyut jantung yang lebih lambat.
3. Cahaya, pada keadaan gelap denyut jantung Daphnia sp. mengalami penurunan sedangkan pada keadaan terang denyut jantung Daphnia sp. mengalami peningkatan.
4. Temperatur, denyut jantung Daphnia sp. akan bertambah tinggi apabila suhu meningkat.
5. Obat-obat (senyawa kimia), zat kimia menyebabkan aktivitas denyut jantung Daphnia sp. menjadi tinggi atau meningkat (http://muslikhin.blogspot.com/2008/03/kerja-jantung-daphnia-sp.html/diakses 2009/10/26).
Habitatnya mulai dari daerah tropis hingga akuatik. Hidup di air tawar.

Perilaku
a. Bergerak melompat-lompat
b. Bergerombol atau berkoloni
Respirasi
Pada lingkungan dengan suhu tinggi akan meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga laju respirasi meningkat dan berdampak pada peningkatan denyut jantung Daphnia sp. (http://www.biologiuniversityofeducation.blogspot.com/pengaruh-pemberian-pakan-ragi-terhadap/diakses 2009/10/26).
Morfologi
Pembagian segmen tubuh Daphnia sp. Hampir tidak terlihat. Kepala menyatu dengan bentuk membungkuk ke arah tubuh bagian bawah terlihat dengan jelas melalui lekukan yang jelas. Pada beberapa spesies sebagian besar anggota tubuh tertutup oleh carapace dengan enam pasang kaki semu yang berada pada rongga perut bagian tubuh yang paling terlihat adalah mata, entena dan sepasang seta. Pada bagian carapacenya tembus cahaya dan tampak dengan jelas melalui mikroskop bagian dalam tubuhnya (http://www.ikhwanabdillah.files.wordpress.com/diakses 2009/10/207).
Reproduksi
Mekanisme reproduksi Daphnia sp. Adalah dengan cara parthenogenesis. Satu atau lebih individu muda dirawat dengan menempel pada tubuh induk. Daphnia yang baru menetas harus melakukan pergantian kulit atau molting beberapa kali sebelum tumbuh menjadi dewasa sekitar satu pekan setelah menetas. Proses reproduksi ini akan berlanjut jika kondisi lingkungan mendukung pertumbuhan. Jika kondisi tidak ideal baru akan dihasilkan individu jantan agar terjadi reproduksi seksual. Dphnia jantan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan Daphnia betina. Pada individu jantan terdapat organ tamabhan pada bagian abdominal untuk memeluk betina dari belakang dan membuka carapace betina, kemudian spermateka masuk dan membuahi sel telur. Telur yang telah dibuahi kemudian akan dilindungi lapisan yang bernama ephipium untuk mencegah dari ancaman lungkungan sampai kondisi ideal untuk menetas (http://www.ikhwanabdillah.files.wordpress.com/diakses 2009/10/207).
Siklus hidup Daphnia sp.
Dimulai dengan telur, anak, remaja, dan kemudian dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas didalam ruang pengeraman. Daphnia sp. Dewasa berukuran 2.5 mm, anak pertama sebesar 0.8 mm dihasilkan secara parthogenesis. Daphnia sp. mulai menghasilkan anak pertama kali pada umur 2-6 hari. Adapun umur yang dapat dicapainya adalah 12 hari. Setiap satu atau dua hari sekali, Daphnia sp. Akan beranak 29 ekor, individu yang baru menetas sudah sama secara anatomi dengan individu dewasa(http://www.ikhwanabdillah.files.wordpress.com/diakses 2009/10/207).
DAFTAR PUSTAKA
• Goenarso, Darmadi. 2005. Fisiologi Hewan. Jakarta: Universitas Terbuka.
• http://www.digilib.itb.ac.id/gdl.php/diakses 2009/10/20
• http://www.try4know.blogspot.com/termoregulasi.html/diakses 2009/10/20
• http://www.firebiology07.wordpress.com/termoregulasi-pengaturan-suhu-tubuh/diakses 2009/10/20
• http://biologyuniversityofeducation.blogspot.com/2009/10/pengaruh-pemberian-pakan-ragi-terhadap.html/diakses 2009/10/26
• http://muslikhin.blogspot.com/2008/03/kerja-jantung-daphnia-sp.html/diakses 2009/10/26
• http://www.ikhwanabdillah.files.wordpress.com/diakses 2009/10/207

uji sensorik motorik

LAPORAN PRAKTIKUM
UJI SENSORIS DAN MOTORIK
FISIOLOGI HEWAN


Disusun Oleh :
Winda Nurdiani
(207 202 180)
Biologi V/C

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS YARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009
JUDUL : UJI SENORIS DAN MOTORIK
TANGGAL PRAKTIKUM : Jum’at, 06 November 2009
TUJUAN :
• Melakukan uji sensorik penciuman (‘olfactory avoidance test’) pada anak mencit.
• Melakukan uji motorik yang meliputi kemampuan refleks membalikkan badan, menghindari jurang, geotaksis nagatif, pola perilaku lokomosi, dan uji kemampuan berenang.
PENDAHULUAN
Secara organisasi sistem saraf dapat dikelompokkan kedalam sistem sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi atau perifir. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas saraf kranial dan saraf otonom. Dalam bentuk bagan :













A. Fungsi dan sturktur sistem saraf
1. Fungsi sistem saraf
Sistem saraf berfungsi untuk menerima rangsangan, menghantarkannya dan mengintegrasikannya untuk selanjutnya mengaktifkan efektor kedalam koordinasi rangsang. Otak sebagai salah satu pusat sistem saraf juga merupakan pusat intlektual, kemauan dan kesadaran (Cartono, 2004).
2. Struktur sistem saraf
Sistem saraf disusun oleh tiga bagian utama, yaitu :
a) Sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
b) Sistem saraf tepi
c) Sistem saraf otonom (Cartono, 2004)
Sel saraf atau Neuron
Sel saraf atau neuron merupakan unit struktural yang membangun sistem saraf. Neuron dibangun oleh bagian-bagian berikut :
a) Badan sel atau prokarion, merupakan pusat tropik untuk seluruh sel saraf tersebut dan dapat menerima rangsang. Didalamnya terdapat inti berukuran cukup besar (berjumlah satu atau dua), neurofibril, bada Nissl, badan golgi, mitokondria, serta bdan-badan paraplasma (Darmadi, 2005).
b) Dendrit, merupakan uluran-uluran sitoplasma dengan jumlah yang banyak, berperan menangkap rangsang dari lingkungan, dari sel epitel sensoris atau darii neuron lain (Darmadi, 2005).
c) Akson, merupakan uluran sitoplasma tunggal dan panjang, berperan untuk membangkitkan dan menghantarkan impuls ke sel lain (sel saraf, otot atau kelenjar) (Darmadi, 2005).
Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan atas :
1). Neuron motoris
Berfungsi menghantarkan impuls aau tanggapan dari sistem saraf pusat ke otot-otot atau efektor lainnya. Neuron ini biasanya mempunyai akson yang panjang dan ditutupi oleh pembungkus mielin (myelin) dan neurilemna (Cartono, 2004).
2). Neuron sensoris
Dendritnya dapat hanya satu danmemanjang. Berfungsi menghantarkan rangsang dari reseptor atau penerima ke pusat susunan saraf (Cartono, 2004).
3). Neuron konektor
Neuron yang memiliki dendrit maupun akson yang dihubungkan dengan neuron yang satu dengan neuron yang lainnya. Jadi neuron ini merupakan penghubung antar neuron (Cartono, 2004).
4). Neuron adjustor
Merupakan penghubung neuron-neuron motoris dan neuron-meuron sensoris didalam sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sering pula dikatakan sistem saraf pusat adalah neuron asosiasi atau neuron penghubung yang berfungsi sebagai penghubung. Neuron ini sangat banyak memiliki tonjolan (Cartono, 2004).
Sistem saraf somatik (Somatic Nervous System)
1. Saraf-saraf tulang belakang
Saraf tulang belakang yang merupakan bagian dari sistem saraf somatik dimulai sari ujung saraf dorsal dan ventral dar sumsum tulang belakang (bagian luar sumsum tulang belakang). Saraf-saraf tersebut mengarah keluar rongga dan bercabang-cabang disepanjang perjalanannya menuju otot atau reseptor sensoris yang hendak dicapainya. Cabang-cabang saraf tulang belakang ini umumnya disertai oleh pembuluh-pembuluh darah, terutama cabang-cabang yang menuju otot-otot kepala (skeletal muncles) (http://www.erathenurse.blogspot.com/struktur-perlindungan-sistem-saraf.html/diakses2009/11/02).
Saraf-saraf kepala (Cranial Nerves)
Saraf-saraf kepala terdiri dari 12 pasang saraf kranial yang meninggalkan permukaan ventral otak. Sebagian besar saraf-saraf kepala ini mengintrol fungsi sensorik dan motorik dibagian kepala dan leher. Salah satu dari keduabelas pasang saraf tersebut adalah saraf vagus (vagus nerves/saraf yang berkelana) yang merepakan saraf nomor sepuluh yang mengatur fingsi-fungsi organ tubuh dibagian dada dan perut. Menunjukkan fungsi-fungsi dasar saraf-saraf kepala beserta bagian-bagian tubuh yang dikontrolnya (http://www.erathenurse.blogspot.com/struktur-perlindungan-sistem-saraf.html/diakses2009/11/02).
Sistem saraf autonom
Sistem saraf autonom mengatur fungsi otot-otot halus, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh (autonom berarti mengatur diri sendiri). Otot-otot halus terdapat dibagian kulit (berkaitan dengan folikel-folikel rambut ditubuh, dipembuluh-pembuluh darah, dimata (mengatur ukuran pupil), didinding srta jontot usus, kantung empedu dan katung kemih (http://www.erathenurse.blogspot.com/struktur-perlindungan-sistem-saraf.html/diakses2009/11/02).
ALAT DAN BAHAN
NO ALAT BAHAN
1 Aquarium Hewan mencit
2 Bidang miring Air hangat
3 Stopwatch Asan pikrat
4 Kandang mencit Minyak kayu putih
5 Angga besi (kawat) Parfum
6 Cotton bud
CARA KERJA
1. Uji sensorik (uji penciuman) olfactory aviodunce test
Selupkan beberapa cotton bud pada minyak kayu putih dan [arfum

Ciumkan pada mencit

• Mencit tidak berekasi - penciuman ntral (0)
• Manghindari bau - penciuman positif (+)
• Mendekati bau - penciuman negative (-)
2. Uji motorik (gerak reflex)
a). uji kemampuan reflex motorik membalikkan badan (surface righting reflex)
letakkan mencit di meja datar dengan posisi terlentang

tahan sebentar kemudian lepas

catat waktu yang diperlukan mencit untuk dapat mengembalikan tubuhnya hingga keempat kakinya tegak diatas meja

lakukan uji ini sebangak tiga kali berturut-turut

hitung rata-rata waktunya
b). uji kemampuan reflex menghindari jurang (cliff avoidance reflex)
siapkan meja dengan ketinggian tertentu

letakkan mencit dengan posisi ujung jari kaki depan dan mulut sejajar dengan tepi meja

tahan sebentar kemudian lepas

catat waktu yang diperlukan mencit untuk memutar badannya menjauhi meja / tepi meja

lakukan uji ini sebanyak 3 kali berturut-turut

hitung rata-rata waktunya
c). uji kemampuan reflex geotaksis negative (negative geotaksis reflex)
siapkan tempat dengan kemiringan 250 – 450

letakkan mencit ditengah dengan kepala mengarah kebawah / vertical

tahan sebentar kemudian lepaskan

catat waktu yang diperlukan mencit untuk memutar tubuhnya 1800

lakukan uji ini tiga kali berturut-turut

hitung rata-rata waktunya

3. uji motorik (lokomosi hewan vertebrata
a). lokomosi berjalan
buat jalur lurus berjarak 20 cm pada sebuah meja

amati dan catat :

• pola gerakan langkah mencit menuju kedepan pada kecepatan maksimum
• durasu gerakan tersebut dari saat awal hingga mencapai ujung jalur yang telah ditentukan (upayakan mencit berjalan lurus pada jalur)

lakukan uji ini tiga kali berturut-turut

hitung rata-rata kecepatannya
b). lokomosi berenang
isi akuarium dengan air hangat (27-300 C) dengan ketinggian air sekitar 6-7 cm

jatuhkan mencit disis ujung aquarium

biarkan mencit berenang selama mungkin

lakukan penentuan penilaian gerakan mencit
arah berenang :
0 = tenggelam
1 = terapung
2 = berputar-putar
3 = lurus
Sudut berenang
0 = kapala dan tubuh dibawah permukaan air
1 = permukaan kepala dan sebagian hidung dipermukaan air
2 = bagian kepala sebatas mata diatas permukaan air
3 = bagian kepala, mata, dan setengah telinga diatas permukaan air
4 = kepala dan seluruh telingan diatas permukaan air
Penggunaan anggota badan
1 = tidak menggunakan anggota badan
2 = menggunakan keempat anggota badan
3 = menggunakan kedua kaki depan saja

Biarkan mencit tetap berenang hingga lelah

Masukkan tangga disalah satu sisi akuarium

Catat durasi waktu berenang dari dimasukkannya pertama kali hingga mencit dapat menggapai tangga, memanjat tangga dan menggapai bibir aquarium

Ambil dan keringkan badan mencit dengan handuk kecil

HASIL

UJI SENSORIK PENCIUMAN UJI GERAK REFLEKS (CAR)

UJI GERAK REFLEKS (NGR) UJI GERAK REFLEKS (SRR)

UJI LOKOMOSI BRJALAN UJI LOKOMOSI BERENANG


Individu mencit Uji sensorik Uji motorik
Kayu putih parfum Reflex Lokomosi
SRR CAR NGR Berjalan Berenang
Waktu Arah Sudut PAB
1 ( - ) ( - ) 1 10 5 11 122 3 3 2
2 ( - ) ( - ) 1 11.33 11 15 134 3 3 2
UJI SENSORIK PENCIUMAN KAYU PUTIH


UJI SENSORIS PENCIUMAN PARFUM

UJI GERAK REFLEKS
SURFACE RIGHTING REFLEX (SRR)

CLIFF AVOIDANCE REFLEKS (CAR)

NEGATIVE GEOTAKSIS REFLEKS (NGR)

LOKOMOSI BERJALAN

LOKOMOSI BERENANG

PEMBAHASAN
Pada dasarnya, sistem saraf pada mencit hampir sama dengan dengan manusia sehingga mencit sering digunkan untuk proses penelitian dalam hal mengetahui tentang manusia. Dalam penelitian atau praktikum yang yang telah dilaksanakan ada dua mencit yang digunakan adalah 2 individu mencit. Terdapat perbedaan datayang diperoleh dari dua data tersebut. Pada mencit kedua lebih lambat dalam uji motoriknya hal ini dapat disebabkan oleh aktivitas sebelumnya yang dapat menyebabkan stress pada mencit akibat adanya perlakuan yang tidak biasa. Hal ini juga dapat juga terjadi karena keadaan fisik yang berbeda antara mencit yang satu dengan yang lainnya.
Namun demikian terdapat persamaan dalam tingkah laku pada lokomosi berenang antara arah, sudut dan penggunaan angota badan. Juga dalam hal pola berjalan juga sama diantara kedua mencit tersebut. Yakni pertamanya kaki depan sebelah kiri dan kaki belakang sebelah kanan.
Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua di dunia, setelah manusia. Mencit sangat mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang dibuat manusia, bahkan jumlahnya yang hidup liar di hutan barangkali lebih sedikit daripada yang tinggal di perkotaan(http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://misslf.blog.ugm.ac.id/files/2009/11/26).
Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan.
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Upafamili : Murinae
Genus : Mus
Spesies : M. musculus
Geographic Range
Mus musculus mungkin awalnya telah didistribusikan dari wilayah Mediterania ke Cina, tapi kini telah menyebar ke seluruh dunia dengan manusia dan hidup sebagai teman semakan manusia (http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_musculus/diakses/2009/11/01).
Habitat
Tikus rumah umumnya tinggal di dekat dengan manusia – di rumah-rumah, gudang, lumbung, dll Mereka juga menduduki ladang yang ditanami, fencerows, dan bahkan daerah-daerah berhutan, tapi mereka jarang menyimpang jauh dari bangunan. Beberapa individu menghabiskan musim panas di ladang dan pindah ke lumbung dan rumah-rumah dengan mulainya musim gugur cuaca dingin. Karena asosiasi mereka dengan manusia, tikus rumah telah dapat mendiami daerah-daerah yang tidak ramah (seperti tundra dan padang pasir) yang mereka tidak akan dapat menempati secara mandiri (http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_musculus/diakses/2009/11/01).
Morfologi
Tikus rumah 65-95 mm panjang dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh mereka, mereka adalah ekor 60-105 mm. Bulu mereka berkisar dalam warna dari cokelat muda sampai hitam, dan mereka umumnya memiliki putih atau bellys Buffy. Mereka memiliki ekor panjang yang memiliki sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik (annulations). Tikus rumah cenderung memiliki panjang bulu ekor dan lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia. Mereka berkisar 12-30 g berat badan. Banyak bentuk-bentuk domestik tikus telah dikembangkan yang bervariasi dalam warna dari putih menjadi hitam dan dengan bintik-bintik (http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_musculus/diakses/2009/11/01).
Reproduction
Tikus rumah memiliki sistem perkawinan poligini. Penemuan baru-baru ini lagu ultrasonik dihasilkan oleh tikus jantan, saat berhubungan dengan jenis kelamin perempuan feromon, menunjukkan bahwa perilaku ini mungkin terlibat dalam pasangan pilihan(http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_musculus/diakses/2009/11/01).
Di dalam penelitian-penelitian biologi, farmasi, dan kedokteran, mencit (Mus musculus L.), tikus (Rattus norvegicus L.), dan kelinci (Oryctolagus cuniculus L.) sering digunakan sebagai hewan uji (penelitian praklinik) karena memiliki struktur dan fungsi organ-organ tubuh yang mirip dengan manusia serta memiliki respons yang juga mirip terhadap pengaruh bahan-bahan atau agen-agen yang dicobakan. Umur yang singkat, jumlah anakan yang banyak, dan cara pemeliharaan yang relatif mudah juga merupakan hal-hal penting yang dipertimbangan oleh para peneliti dalam memilih hewan uji untuk riset mereka. Saat ini penulis tengah melakukan penelitian lebih lanjut mengenai khasiat kuda laut terhadap sistem reproduksi mammalia jantan dan betina untuk menjawab mitos yang telah berumur ratusan tahun ini. Penelitian biomedis dan farmakologi mengenai khasiat kuda laut sebagai obat terhadap berbagai penyakit dan gangguan fisiologis juga tengah direncanakan. (http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://misslf.blog.ugm.ac.id/files/2009/11/26).
Mencit betina hamil sebanyak 60 ekor dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok 1 sebagai kontrol tanpa perlakuan, kelompok 2 sebagai kontrol diberi aquades 1 ml/hari. Kelompok 3 sampai 6 merupakan kelompok perlakuan diberi ekstrak rimpang pacing masing-masing dengan dosis 500, 1000, 1500, dan 2000 mg/kgBB (http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://misslf.blog.ugm.ac.id/files/2009/11/26).
Perlakuan diberikan secara oral pada mencit hamil pada hari ke 6 sampai 12 yaitu periode organogenesis. Parameter yang diamati meliputi morfologi luar, berat dan panjang fetus, tingkat kekerdilan, jumlah fetus per-induk, yang hidup, mati, cacat, atau terjadi resorbsi. Struktur anatomi organ dalam fetus juga diamati dengan metode bedah silet. (http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
Siklus Estrus Pada Mencit
Pada setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit, terjadi perubahan-perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh hormon yang berpengaruh di dalam tubuhnya. Berikut adalah penggambaran diri mencit pada setiap tahap yang terjadi:
1. Fase Estrus
Pada fase estrus yang dalam bahasa latin disebut oestrus yang berarti “kegilaan” atau “gairah” (Campbell et al, 2004), hipotalamus terstimulasi untuk melepaskan gonadotropin-releasing hormone (GRH). Estrogen menyebabkan pola perilaku kawin pada mencit, gonadotropin menstimulasi pertumbuhan folikel yang dipengaruhi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga terjadi ovulasi (Gilbert, 2006). Kandungan FSH ini lebih rendah jika dibandingkan dengan kandungan luteinizing hormone (LH) maka jika terjadi coitus dapat dipastikan mencit akan mengalami kehamilan. Pada saat estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan. Fase estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan, mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Mencit jantan melakukan semacam panggilan ultrasonik dengan jarak gelombang suara 30 kHz – 110kHz yang dilakukan sesering mungkin selama masa pedekatan dengan mencit betina, sementara itu mencit betina menghasilkan semacam pheromon yang dihasilkan oleh kelenjar preputial yang diekskresikan melalui urin. Pheromon ini berfungsi untuk menarik perhatian mencit jantan. Mencit dapat mendeteksi pheromon ini karena terdapat organ vomeronasal yang terdapat pada bagian dasar hidungnya (Anonim, 2009 A). Pada tahap ini vagina pada mencit betinapun membengkak dan berwarna merah. Tahap estrus pada mencit terjadi dua tahap yaitu tahap estrus awal dimana folikel sudah matang, sel-sel epitel sudah tidak berinti, dan ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran uterus maksimal, tahap ini terjadi selama 12 jam. Lalu tahap estrus akhir dimana terjadi ovulasi yang hanya berlangsung selama 18 jam. Jika pada tahap estrus tidak terjadi kopulasi maka tahap tersebut akan berpindah pada tahap matesterus ( A.Tamyis, 2008) (http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
2. Fase Metestrus
Pada tahap metestrus birahi pada mencit mulai berhenti, aktivitasnya mulai tenang, dan mencit betina sudah tidak reseptif pada jantan. Ukuran uterus pada tahap ini adalah ukuran yang paling kecil karena uterus menciut. Pada ovarium korpus luteum dibentuk secara aktif, terdapat sel-sel leukosit yang berfungsi untuk menghancurkan dan memakan sel telur tersebut. Fase ini terjadi selama 6 jam. Pada tahap ini hormon yang terkandung paling banyak adalah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum (A.Tamyis, 2008) (http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
3. Fase Diestrus
Tahap selanjutnya adalah tahap diestrus, tahap ini terjadi selama 2-2,5 hari. Pada tahap ini terbentuk folikel-folikel primer yang belum tumbuh dan beberapa yang mengalami pertumbuhan awal. Hormon yang terkandung dalam ovarium adalah estrogen meski kandungannya sangat sedikit. Fase ini disebut pula fase istirahat karena mencit betina sama sekali tidak tertarik pada mencit jantan. Pada apusan vagina akan terlihat banyak sel epitel berinti dan sel leukosit. Pada uterus terdapat banyak mukus, kelenjar menciut dan tidak aktif, ukuran uterus kecil, dan terdapat banyak lendir (A.Tamyis, 2008) (http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
4. Fase Proestrus
Pada fase proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikel de Graaf. Pada tahap ini hormon estrogen sudah mulai banyak dan hormon FSH dan LH siap terbentuk. Pada apusan vaginanya akan terlihat sel-sel epitel yang sudah tidak berinti (sel cornified) dan tidak ada lagi leukosit. Sel cornified ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secara mitosis dengan sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempuna bahkan belum terbentuk inti dan sel-sel baru ini berada di atas sel epitel yang membelah, sel-sel baru ini disebut juga sel cornified (sel yang menanduk). Sel-sel cornified ini berperan penting pada saat kopulasi karena sel-sel ini membuat vagina pada mencit betina tahan terhadap gesekan penis pada saat kopulasi. Perilaku mencit betina pada tahap ini sudah mulai gelisah namun keinginan untuk kopulasi belum terlalu besar. Fase ini terjadi selama 12 jam. Setelah fase ini berakhir fase selanjutnya adalah fase estrus dan begitu selanjutnya fase akan berulang (A.Tamyis, 2008) (http://nadzzsukakamu.wordpress.com/2009/03/16/siklus-estrus-pada-mencit/diakses/2009/11/26)

DAFTAR PUSTAKA
Goenarso, Darmadi, dkk. 2005. Fisiologi hewan. Jakarta : Universitas Terbuka
Cartono, M. P., M. T. 2004. Biologi Umum. Bandung : Prisma Press.
(http://www.erathenurse.blogspot.com/struktur-perlindungan-sistem-saraf.html/diakses2009/11/02).
(http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://misslf.blog.ugm.ac.id/files/2009/11/26).
(http://pustakailmiah.unila.ac.id/2009/07/06/morfologi-dan-anatomi-embrio-pada-mencit-mus-musculus-l-hamil-setelah-pemberian-ekstrak-rimpang-pacing-costus-speciosus-j-sm/DIAKSES/2009/11/26).
(http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Mus_musculus/diakses/2009/11/01).
(http://nadzzsukakamu.wordpress.com/2009/03/16/siklus-estrus-pada-mencit/diakses/2009/11/26)

laporan praktikum darah fisiologi hewan

LAPORAN PRAKTIKUM
DARAH
FISIOLOGI HEWAN


Disusun Oleh :
Winda Nurdiani
(207 202 180)
Biologi V/C

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS YARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2009
JUDUL : DARAH
TANGGAL UJIAN : Selasa, 03 Nivember 2009
TUJUAN :
o Mempelajari metode untuk menghitung jumlah sel darah merah (SDM) dan sel darah putih (SDP)
o Mempelajari metode untuk mengukur Hb darah dengan menggunakan metode sahli
o Mengetahui dan memahami siklus peredaran darah katak sehingga dapat dibedakan antara pembuluh darah arteri, vena dan kapiler berdasarkan kecepatan aliran darahnya
o Memahami bentuk dan struktur sel darah. Membandingkan bentuk dan struktur sel darah katak dan manusia
o Menentukan golongan darah seseorang
PENDAHULUAN
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi ynag berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuhterhadap virus dan bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani Haima yang berarti darah (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah juga menyuplai seluruh jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dan sistem endokrin juga diedarkan melalui darah (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah gelap atau tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respirasi protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
Komposisi darah
Darah terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian darah, bagian 55% lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
Korpuskula darah terdiri dari :
1. Sel darah merah atau eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritroait dapat menderita penyakit anemia (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang. Dibandingkan dengan sel-sel lain dalam jaringan, eritrosit kurang mengandung air. Dalam 1mm3 darah terdapat 4,2 Smpai 5,4 juta sel darah merah. Dalam 100 ml darah terdapat kira-kira 15 gram hemoglobin, terdiri atas suatu protein globin dan suatu gugus heme yang mengandung besi. Hemin ialah garam hidroklorida dari heme. Hemoglobin dalam darah dapat mengikat oksigen dari udara dan membentuk oksihemoglobin (Anna Poedjiadi, 2005).
Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang belakang, kemudia beredar keseluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah. Jumlah eritrosit dalam darah relatif konstan, artinya sel darah baru dibentuk pada kecepatan yang sama dengan rusaknya sel lam. Sel darah merah dapat bertahan selama 120-125 haru dalam peredaran, kemudian sel tersbut mengalami kerusakan dan dibentuk setiap hari. Kerusakan sel terjadi pada limpa, hati dan sumsum tulang (Anna Poedjiadi).
2. Sel darah putih atau Leukosit (0.2 %)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sitem tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amoeboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebakan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerk seperti amoeboid, dan dapat menembus dinding kapiler atau diapedesis. Normalnya kita memiliki 40 x 109 hingga 11 x 109 sel darah putih dalam satu liter sdarah manusia dewasa yang sehat – sekitar 7.000-25.000 sel per tetes (http://www.spiritin.or.id/li/bacali.php/diakses2009/10/31).
Leukosit dalam sistem sirkulasi maupun dalam jaringan hanya berumur beberapa hari saja. Apabila leukosit bekerja melawan suatu bakteri penyakit, maka sel leukosit sendiri juga rusak. Beberapa jenis sel darah putih (Anna Poedjiadi, 2005) :
a. Netrofil, adalah sel darah putih yang penting guna melindungi tubuh dari serangan bakteri. Netrofil masuk kedalam jaringan untuk menyerang hampir semua bakteri yang menyebabkan penyakit. Setelah mematikan bakteri biasanya netrofi sendiri juga rusak (Anna Poedjiadi, 2005).
b. Monosit, berfungsi seperti netrofil yaitumembunuh bakteri penyakit. Dibandingkan dengan netrofil, kemampuan kemotaksis monosit lebih rendah, tetapi apabila telah bertemu dengan bakteri penyakit, daya bunuhnya lebih besar dari pada netrofil, sebab monosit mengandung enzi-enzim lain yang tidak terdapat pad netrofil. Netrofil berperan banyak pada peradangan akut, sedangkan monosit pada peradangan kronis (Anna Poedjiadi, 2005).
c. Eisinofil, sangant mirip dengan netriofil, yaitu mempunyai kemampuan kemotaksis, fagositosis, tetapi tidak begitu efektif. Adanya parasit dalam tubuh dapat menaikkan jumla eosinofil dalam darah (Anna Poedjiadi, 2005).
d. Basofil, mempunyai sifat seperti netrofil, tetapi tidak sekuat netrofil. Diperkirakan bahwa basofil mengeluarkan reparin dalam sistem sirkulasi sehingga dapat mencegah penggumpalan darah (Anna Poedjiadi, 2005).
3. Keping-keping darah atau trombosit (0.6-1.0 %)
Trombosit nerfungsi dalam proses pem bekuan darah. Pada jaringan yang terluka darah dapat keluar dari pembuuh darah kepiler. Beberapa saat kemudian terjadi penggumapalan darah yang menutup luka sehingga pendarahan terhenti. Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen, yaitu protein yang alrut dalam plasma, diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-ajring. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin disebabkan oleh trombin yang terdapat dalam darah sebagai protomin. Pembentukan trombin dari protombin bergantung pada adanya tromabplastin dan ion Ca++ (Anna Poedjiadi, 2005).
4. Plasma darah
Pada dasarnya adalah larutan air y air yang mengandung :
 Albumin
 Bahan pembekuan darah
 Imunoglobin (antibodi)
 Horrmon
 Berbagai jenis protein
 Berbagai jenis garam (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Didunia ini sebenarya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja, lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibek dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (http://www.id.wikipedia.org/wiki/golongan_darah/diakses 2009/10/31).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
 Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B pada serum darahnya.
 Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghsilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
 Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
 Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksinya (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
HITUNG ERITROSIT (RBC = RED BLOOD CELL)
Pengukuran jumlah RBC
Saat lahir jumlah RBC paling tinggi, berangsur tutrunsaat dewasa. RBC dibentuk dalam sumsum tulang pipih dan proximal dari tulang panjang. Umur RBC 120 hari dalam peredaran darah. Harga normal
Laki-laki dewasa : 4.3 juta – 5.9 juta/mL
Wanita dewasa : 3.9 juta – 4.8 juta/mL
Bayi : 5.0 juta – 7.0 juta/mL
Anak 3 bulan : 3.2 juta – 4.8 juta/mL
1 tahun : 3.6 juta – 5.2 juta/mL
10-12 tahun : 4.0 juta – 5.4 juta/mL
Untuk penghitungan jumlah RBC dapat dipakai :
1. Manual, kamar hitung improved Neubacur setelah diencerkan dengan larutan hayem.
2. Elektrik (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
HITUNG LEUKOSIT (WBC = WHITE BLOOD CELL)
Dengan kamar penghitunh improved Neubaeur
Harga normal : ± 4 x 109/dl/anm
Laki-laki : 4.7 – 10.3 x 109/L
Wanita : 4.3 – 11.3 x 109/L
Variasi jumalh sel darah putih :
1. Jumlah yang masuk peredaan darah dipengaruhi oleh bakteri, endotoksin, besar pori dindin sinusoid, tingkat maturasi sel.
2. Jumlah yang keluar dari peredaran darah .
3. Distribusinya.
4. Kombinasi 1 s/d 3 (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
Faktor-faktor yang memperngaruhi keseimbangan netrofil :
1. Latihan fisik
2. Endotoksin
3. Kortikosteroid
Pemeriksaan mikroskopis
• Manual
• Kamar hitung Neubacur
• Hemositometer
Alat yang dipakai
• Mikrokop
• Pipet leukosit
• Kamar hitung
• Larutan pengencer leukosit (turk, asam laktat)
Pemriksaan automatic atau elektronik
• Menghitung dan mengelompokkan WBC yang tampak di apusan darah dari 100-200 sel.
• Berperan dalam diagnosa penyakit.
• Normalnya ada 6 jenuis WBC matur : Eo/Ba/Neu stab/Neu seg/limposit/Mo
ABNORMALITAS
1. Penyimpangan prosentase jenis WBC
Peningkatan Eo : alergi, cacing
i. Ba : CML, policitema, vera, dll.
2. Sel plasma : mensles, varicella, MM
3. Limfosit abnormal :paling sedikit monoantileosis infeksiosa
4. Sel darah putih muda
Dewasa : mieloblas, promieoblas, mielosit, AML, ICML.
Anak : limfosit, ALL (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
PEMRIKSAAN KADAR Hb
METODE KALORIMETRI
a. Direct Making
o Warna darah dibandingkan dengan warna standar
o Cepat, sederhana, menyenangkan
o Kesalahan besar, tidak tepat
b. Alkali Hematin
o Darah NaOH dididihkan Hb hijau biru dari larutan, alkali hematin standar/alspectrophotometer.
o Akurat
o Tidak akurat untuk Hb bayi.
c. Metode Oxyhemoglobine
o Darah NaCO3 / NH4OH → oksihemoglobin → cpectropht
o Cepat, akurat
o Oxyhemoglobine Cu →methemoylob sehingga hasil lebih rendah
d. Metode cyanmethemoglobine
o Darah (Hb) larutan Darbkin K3Fe (CH)6 → MetHb
o MetHb KCN → CyanmetHb diperiksa dengan Spectrophotometer 540 nm dibandingkan dengan standar.
o Cepat, teliti, kecuali Sulhemoglobin
o Mengandung CN yang bersiat ramu
e. Metode asam Hametin (Sahli)
o Hb direaksikan dengan HCl → asam hematin (sempurna) → diencerkan
o Dibaca pada skala tabung Sahli disesuaikan dengan standar
o Cepat, sederhana, tidak mahal
o Kurang teliti, kesalahan 5 – 10 % (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
ALAT DAN BAHAN
1). Menghitung jumlah sel darah merah (SDM)
NO ALAT BAHAN
1 Hemasitometer Alkohol 70 %
2 Gelas objek Lancet
3 Counting chamber Kertas saring
4 Pipet pengencer Larutan hayem
5 Mikroskop Darah segar
6 Kapas
2). Menghitung jumalh sel darah putih (SDP)
NO ALAT BAHAN
1 Hemasitometer Larutah turk
2 Pipet pengencer Darah segar
3 Mikroskop Alkohol 70 %
4 Lancet Kapas
5 Counter Kertas saring
3). Aliran darah
NO ALAT BAHAN
1 Beker glass Kecebong
2 Cawan petri Larutan urethun 2 %
3 Mikroskop Aquades
4). Struktur sel darah
NO ALAT BAHAN
1 Gelas objek Darah katak dan manusia
2 Kaca penutup Larutan NaCl 0.6 %
3 Mikroskop Larutan NaCl 0.8 %
4 Lancet Larutan anti koagulasi
5 Alat Bedah Kapas
6 Syringe Kloroform
5). Kadar Hb darah
NO ALAT BAHAN
1 Tabung sahli Larutan NHCl
2 Lancet Alkohol
3 Pipet suhu Aquades
4 Tabung Kapas
5 Tabung standar Darah segar
6 Hb meter sahli
6). Golongan Darah
NO ALAT BAHAN
1 Gelas objek Kapas
2 Lancet Alkohol 70 %
3 Jarum franke Tusuk gigi
4 Satu set serum
CARA KERJA
1). Menghitung jumlah sel darah merah (SDM)
Ulas jari dengan alkohol 70 %

Tusuk dengan lancet

Isap darah dengan pipet pengencer berwara merah

Bersihkan ujung pipet dengan kertas saring

Usahakan udara tidak masuk

Isap larutan pengencer hayem hingga tepat skala 101

Pegang kedua ujung pipet dengan jari dan telunjuk

Kocok 2 menit

Buang 5 tetes pertama

Alirkan darah kedalam cunting chamter

Diamkan 1-2 menit

Tutup dengan cover glass

Amati dibawah mikroskop

2). Menghitung jumah sel darah putih
Ulas jari dengan alkohol 70 %

Tusuk dengan lancet

Isap darah dengan pipet pengencer berwara putih

Bersihkan ujung pipet dengan kertas saring

Usahakan udara tidak masuk

Isap larutan pengencer turk hingga tepat skala 11

Pegang kedua ujung pipet dengan jari dan telunjuk

Kocok 2 menit

Buang 5 tetes pertama

Alirkan darah kedalam cunting chamter

Diamkan 1-2 menit

Tutup dengan cover glass

Amati dibawah mikroskop
3). Aliran darah
Masukkan 2-3 kecebong ke beker glass berisi urethan 2 %

Tunggu beberapa menit

Pindahkan kecebong ke cawan petri yang berisi air

Amati dengan mikroskop

Perhatikan aliran darahnya

Gambarkan

Bedakan arteri, vena dan kapiler

Perhatikan kecepatan aliran darah konstan atau tidak
4). Struktur sel darah
Taruh setetes darah katak pada gelas objek

Tambahkan NaCl 0.6 %

Tutup dengan cover glass

Amati dibawah mikroskop

Lakukan juga pada darah manusia
5). Mangukur kadar Hb darah
Masukkan 0.1 NHCl ke tabung sahli dengan batas skala 10

Basahi ujung jari dengan alkohol

Tusuk dengan lancet

Isap darah dengan pipet sahli hingga 20 ml

Masukkan ke tabung berisi NHCl

Bilas pipet dengan tabung

Tempatkan tabung pada statif berdampingan dengan tabung standar

Biarkan 1 menit

Tambahkan aquades

Baca tinggi permukaan minikus

Lihat nilai Hb / 100 ml darah
6). Golongan Darah
Siapkan gelas objek

Tekan ujung jari manis

Bilas dengan alkohol 70 %

Tusuj dengan lancet / jaru franke

Teteskan darah pada glas objek terpisah

Teteskan anti A dan Anti B

Aduk dengan tusuk gigi

Amati penggumpalannya

Tulis hasilnya
HASIL
Sel darah Merah Wanita
No Kiri atas Kanan atas Kiri bawah Kanan bawah Tengah
1 7 9 7 9 7
2 4 5 7 9 5
3 8 8 6 7 8
4 7 7 6 8 7
5 6 6 7 6 7
6 5 5 6 6 6
7 7 6 7 7 7
8 4 8 7 6 6
9 8 9 8 7 7
10 9 9 7 8 6
11 6 7 6 6 8
12 7 8 6 7 9
13 5 5 5 7 8
14 6 7 7 6 9
15 6 8 6 6 6
16 5 7 7 7 7
Jumlah 100 114 105 112 113
P=200
SDM = Nc x P x 50
= (100+114+105+112+113) x 200 x 50
=544 x200x50
= 5.440.000
Sel darah merah laki-laki
No Kiri atas Kanan atas Kiri bawah Kanan bawah Tengah
1 10 18 5 10 11
2 9 10 3 9 10
3 12 11 9 14 11
4 17 11 2 10 11
5 22 10 4 10 11
6 15 17 2 8 4
7 20 6 2 17 4
8 38 6 2 15 8
9 10 13 3 14 8
10 17 20 2 19 8
11 15 21 2 13 13
12 13 14 4 17 14
13 12 17 10 13 16
14 5 13 3 22 12
15 22 21 2 10 13
16 12 11 6 10 13
Jumlah 237 219 61 217 167
P=200
SDM = Nc x P x 50
= (237 + 219 + 61+ 217 + 167) x 200 x 50
= 901x 200 x 50
= 9.100.000
Sel darah putih wanita
No Kiri atas Kanan atas Kiri bawah Kanan bawah Tengah
1 8 11 6 10
2 6 8 8 9
3 9 12 7 14
4 7 15 10 10
5 10 11 6 10
6 9 9 12 8
7 12 14 5 17
8 8 8 9 15
9 6 6 13 13
10 13 13 10 10
11 10 9 12 12
12 10 11 9 9
13 12 5 10 10
14 8 6 3 7
15 9 8 2 12
16 11 4 6 14
Jumlah 147 150 61 150
P=20
SDP = Nc x P x 2
= (147+150+61+150) x 20 x 2
= 508 x 20 x 2
= 20.320
Sel darah putih laki-laki
No Kiri atas Kanan atas Kiri bawah Kanan bawah Tengah
1 10 8 8 7 8
2 9 10 10 9 10
3 7 11 11 8 9
4 7 11 11 10 7
5 9 10 10 10 7
6 8 7 7 9 4
7 10 6 6 7 4
8 8 6 6 12 8
9 10 8 8 10 7
10 7 10 10 9 8
11 5 11 11 8 8
12 9 12 12 7 7
13 12 7 7 11 5
14 5 13 13 9 6
15 7 8 8 8 7
16 12 9 9 7 7
Jumlah 135 147 147 141 112
P=200
SDM = Nc x P x 50
= (135+147+61+141+112) x200 x 50
=596 x 200 x 50
=5.960.000
Struktur sel darah
Sel darah manusia
Bentuk bulat
Warna orange
Tidak berinti
Berkelompok
Sel darah katak
Bentuk oval
Kuning transparan
Tidak ada inti
Tidak berkelompok

Aliran darah kecebong
Pembuluh darah vena
Alirannya cepat
Pembuluhnya besar Pembuluh darah balik
Aliran darahnya lambat
Pembuluhnya kecil
Hb dan golongan darah
No Nama Hb Golongan darah
1 Sakban 12 O
2 Siti Azizah I 11 B
3 Suminih 13 A
4 Winda N 11 B
5 Winin W 11 O
6 Yayu Y 10 B
PEMBAHASAN
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C, dan PH 7,37-7,45 (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah (http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
A. Fungsi Darah
a. Sebagai alat pengangkut yaitu:
• Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
• Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
• Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.
• Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh
(http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
B. Kandungan Darah
Kandungan dalam darah:
• Air : 91%
• Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
• Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat besi).
• Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino).
C. Bagian- bagian Darah
a. Sel-Sel Darah
1. Sel darah merah (Eritrosit)

Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
2. Sel darah putih (Leukosit)
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000 (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leucopenia (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Macam- macam leukosit meliputi:
a. Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
• Limposit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
• Monosit. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
b. Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 60%-50 (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Eusinofil
Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24% (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Basofil
Sel ini kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari sumsum merah, fungsinya tidak diketahui (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
3. Sel Pembeku (Trombosit)
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3 (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
b. Plasma Darah
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya (http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
Pemeriksaan darah yang paling sering dilakukan adalah hitung jenis sel darah lengkap (CBC, complete blood cell count), yang merupakan penilaian dasar dari komponen sel darah (http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih/diakses/2009/11/26).
Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan trombosit, persentase dari setiap jenis sel darah putih dan kandungan hemoglobin; hitung jenis sel darah biasanya menilai ukuran dan bentuk dari sel darah merah. Sel darah merah yang abnormal bisa pecah atau berbentuk seperti tetesan air mata, bulan sabit atau jarum (http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih/diakses/2009/11/26).
Sel darah putih dapat dihitung sebagai suatu kelompok (hitung sel darah putih). Jika diperlukan keterangan yang lebih terperinci, bisa dilakukan penghitungan jenis-jenis tertentu dari sel darah putih (differential white blood cell count) (http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih/diakses/2009/11/26).
Hitung jenis sel darah lengkap.
Pemeriksan Yang diukur Harga normal Hemoglobin Jumlah protein pengangkut oksigen dalam sel darah merah :
Pria : 14-16 gram/dL
Wanita : 12,5-15 gram/dL
Pada kadar yang normal, jumlah rata-rata sel darah merah/mm pada laki-laki adalah 5.200.000. Sedangkan pada wanita 4.700.000.
Hematokrit Perbandingan sel darah merah terhadap volume darah total
Pria : 42-50%
Wanita : 38-47%
Volume korpuskuler rata-rata Perkiraan volume sel darah merah 86-98 mikrometer³
Hitung sel darah putih Jumlah sel darah putih dalam volume darah tertentu 4.500-10.500/mikroL
Hitung sel darah putih diferensiasi Persentase jenis sel darah putih tertentu
Neutrofil bersegmen:34-75%
Neutrofil pita:0-8%
Limfosit:12-50%
Monosit:15%
Eosinofil:0-5%
Basofil:0-3%
Hitung trombosit Jumlah trombosit dalam volume darah tertentu
140.000-450.000/mikroL (http://id.wikipedia.org/wiki/Hitung_darah_lengkap/diakses2009/11/26).
Sel darah putih atau leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti,dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /diapedesis Normalnya kita memiliki 4x109 hingga 11x109 sel darah putih dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes (http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih/diakses/2009/11/26).
Tipe Gambar Diagram % Keterangan
Neutrofil 65 % Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil 4 % Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
Basofil < 1% Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan. Limfosit 25 % Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit: Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.) Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus. Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker. Monosit 6 % Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga. Makrofag - Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan. Golongan Darah Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian (http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah/diakses/2009/11/26). Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut: • Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif. • Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif • Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. • Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif (http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah/diakses/2009/11/26). Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia (http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah/diakses/2009/11/26). Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO (http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah/diakses/2009/11/26). Frekuensi Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang berbeda-beda (http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah/diakses/2009/11/26). Populasi O A B AB Suku pribumi Amerika Selatan 100% – – – Orang Vietnam 45.0% 21.4% 29.1% 4.5% Suku Aborigin di Australia 44.4% 55.6% – – Orang Jerman 42.8% 41.9% 11.0% 4.2% Suku Bengalis 22.0% 24.0% 38.2% 15.7% Suku Saami 18.2% 54.6% 4.8% 12.4% Pewarisan Tabel pewarisan golongan darah kepada anak Ibu/Ayah O A B AB O O O, A O, B A, B A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB Rhesus Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B (http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah/diakses/2009/11/26). Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan (http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah/diakses/2009/11/26). Golongan darah lainnya • Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika. • Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN. Berguna untuk tes kesuburan. • Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. • Sistem Lutherans yang mendeskripsikan satu set 21 antigen. • Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH (http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah/diakses/2009/11/26). Kecocokan golongan darah Tabel kecocokan RBC Gol. darah resipien Donor harus AB+ Golongan darah manapun AB- O- A- B- AB- A+ O- O+ A- A+ A- O- A- B+ O- O+ B- B+ B- O- B- O+ O- O+ O- O- Tabel kecocokan plasma Resipien Donor harus AB AB manapun A A atau AB manapun B B atau AB manapun O O, A, B atau AB manapun Pembuluh darah Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi dan berfungsi mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Jenis-jenis yang paling penting, arteri dan vena, juga disebut demikian karena mereka membawa darah keluar atau masuk ke jantung. Kerja pembuluh darah membantu jantung tuk mengedarkan sel darah merah atau eritrosit ke seluruh tubuh.dan mengedarkan sarimakanan, oksigen dan membawa keluar karbon dioksida.Fungsi pembuluh darah arteri adalah mengedarkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan fungsi pembuluh darah vena adalah mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_darah/diakses2009/11/26). 1. Pembuluh darah arteri atau nadi Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku. • Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh. • Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru. 2. Pembuluh darah vena atau balik Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis. • Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh. • Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh. 3. Pembuluh darah kapiler Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah (http://organisasi.org/pembuluh_darah_arteri_nadi_vena_balik_dan_kapiler_ilmu_biologi/diakses/2009/11/26). Sistem Peredaran Darah Katak Sistem peredaran darah katak berupa system peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada system peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh (http://id.wikipedia.org/wiki/darah-katak/diakses/2009/11/26). Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium (http://id.wikipedia.org/wiki/darah-katak/diakses/2009/11/26). Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. selanjuntnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke kepala dank e otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru (http://id.wikipedia.org/wiki/darah-katak/diakses/2009/11/26). Darah katak terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katakmemiliki inti dan mengandung hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti. Selain memiliki sitem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran limfe. System peredaran limfe berperdan penting dalam pengambilan cairan tubuh ke dalam peredaran darah (http://id.wikipedia.org/wiki/darah-katak/diakses/2009/11/26). Hemoglobin Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi (http://panglima-zay.blogspot.com/2008/11/hemoglobin.html). Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merah yang mengantarkan oksigen dari paru-paru ke jaringan di seluruh tubuh dan mengambil karbondioksida dari jaringan tersebut dibawa ke paru untuk dibuang ke udara bebas (http://www.juraganmedis.com/hemoglobin-mengenal-lebih-dekat-yuk.html). Hemoglobin terbuat dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam perut atau yang udah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama, makanya dinamakan sebagai HbF (http://www.juraganmedis.com/hemoglobin-mengenal-lebih-dekat-yuk.html). Struktur Hemoglobin Setiap rantai globulin mengandung sebuah struktur penting yang sebut sebagai molekul “Heme”, lha di molekul heme inilah zat besi melekat dan menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui darah, zat ini pula yang menjadikan darah kita berwarna merah. Hemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah yang bikonkaf (kayak donat buntu, lihat gambar), jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel darah merah dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kekurangan zat besi bisa bikin anemia (http://www.juraganmedis.com/hemoglobin-mengenal-lebih-dekat-yuk.html). . Nilai Normal Hemoglobin • Anak-anak 11 – 13 gr/dl • Lelaki dewasa 14 – 18 gr/dl • Wanita dewasa 12 – 16 gr/dl (http://www.juraganmedis.com/hemoglobin-mengenal-lebih-dekat-yuk.html). Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia (http://panglima-zay.blogspot.com/2008/11/hemoglobin.html). Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut heme. Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin; globin sebagai istilah generik untuk protein globular. Ada beberapa protein mengandung heme, dan hemoglobin adalah yang paling dikenal dan paling banyak dipelajari (http://panglima-zay.blogspot.com/2008/11/hemoglobin.html). Gugus heme Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton. Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen: (http://panglima-zay.blogspot.com/2008/11/hemoglobin.html). Reaksi bertahap: • Hb + O2 <-> HbO2
• HbO2 + O2 <-> Hb(O2)2
• Hb(O2)2 + O2 <-> Hb(O2)3
• Hb(O2)3 + O2 <-> Hb(O2)4
Reaksi keseluruhan:
• Hb + 4O2 -> Hb(O2)4
Proses praktikum
Fungsi urethan 2% pada percobaan aliran darah pada kecebong katak adalah untuk membius kecebong katak. Sedangkan fungsi Na-Sitrat adalh untuk membantu memperlambat proses koagulasi darah dalam percobaan. Fungsi HCl adalah untuk memberikan ph asam pada percobaan atau praktikum. NaCl adalah cairan garam fisiologis yang berfungsi untuk membunuh kuman penyakit sehingga daarah yang akan diperiksa terbebas dari kuman yang akan menghambat proses penelitisn (http://id.wikipedia.org/wiki/darah-katak/diakses/2009/11/26).
Larutan Hayem dibuat dari campuran senyawa natrium sulfat (berair kristal)5g, natrium klorida 1g, merkuri klorida 0,5g dan air ditambahkan hingga volumenya menjadi 200 ml. Larutan harus disaring sebelum dipakai.
Untuk mengencerkan darah dalam pipet eritrosit, lalu kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung Hemasitometer. Jumlah sel darah merah dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi. Sebagai larutan pengencer digunakanlah larutan hayem ini (http://panglima-zay.blogspot.com/2008/11/hemoglobin.html).
Untuk mengencerkan darah dalam pipet leukosit, lalu kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung Hemasitometer. Jumlah sel darah putih dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan faktor konversi. Sebagai larutan pengencer digunakanlah larutan Turk ini (http://panglima-zay.blogspot.com/2008/11/larutan-hayem-dan-larutan-turk.html).
Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya mengandung sejumlah besar sisa-sisa ribosom dan RNA, dan berasal dari sisa inti dari bentuk penuh pendahulunya. Ribosom mempunyai kemampuan utnuk bereaksi dengan cat tertentu seperti briliant cresyl blue atau new methylene blue untuk membentuk endapan grnaula atau filament yang berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih hidup dan tidak difiksasi. Oleh karena itu disebut pewarnaan supravital. Retikulosit paling muda (imatur) adalah yang mengandung ribosom terbanyak. Sebaliknya retikulosit tertua hanya mempunyai beberapa titik rinosome. Banyak retikulosit dalam darah tepi menggambarkan aktivitas eritropoiesis yang hampir akurat. Hitung retikulosit dinyatakan sebagai prosentase jumlah retikulosit per 1000 eritrosit. Nilai normalnya 0,5 - 1,5 % (http://patologiklinikku.blogspot.com/diakses2009/11/26).
Nilai hematokrit adalah volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume). Istilah lainnya nilai hematokrit adalah volume sel-sel eritrosit seluruhnya dalam 100ml darah dan dinyatakan dalam %. Berdasarkan atas reprodusibilitas dan sederhananya pemeriksaan tersebut merupakan salah satu pemeriksaan yang paling dapat dipercaya di antara parameter lainnya, yaitu kadar Hb dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai test penyaring sederhana terhadap anemia (http://patologiklinikku.blogspot.com/diakses2009/11/26).
Penggunaan tabung hematokrit yang kapasitas dan diameternya lebih kecil dari tabung wintrobe sangat tepat untuk cara pemeriksaan rutin dalam klinik. Disamping itu tabung tersebut dapat dipergunakan untuk penampung darah kapiler secara langsung. Pada anemia makrositik terdapat sedikit kenaikan jumlah plasma, dengan adanya sferofit pada sferosiasis, thalasemia, anemia hipokromik dan anemia sel sabit kenaikan jumlah plasmanya lebih tinggi lagi (http://patologiklinikku.blogspot.com/diakses2009/11/26).
Seperti hitung jumlah leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada 2 metode, yaitu metode manual dan elektronik. Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit (http://patologiklinikku.blogspot.com/diakses2009/11/26).
Hitung jenis leukosit dilakukan untuk menetapkan prosentase jenis leukosit yang ada di dalam darah. Pada waktu yang sama juga dilakukan pemeriksaan eritrosit, leukosit, dan trombosit. Di samping itu juga dibuat taksiran kasar terhadap leukosit dan trombosit. Dari pemeriksaan sediaan apus dapat digunakan untuk menaksir kandungan hemoglobin, ukuran, bentuk, dan struktur eritrosit. Hitung jenis leukosit biasanya dilakukan pada sediaan apus yang dibuat pada kaca obyek dengan pewarnaan tertentu. Karena itu perlu diuraikan pembuatan sediaan apus, cara mewarnai serta pemeriksaan dan melaporkan hasil (http://patologiklinikku.blogspot.com/diakses2009/11/26).
LEUKEMIA
Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita (http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia/diakses/2009/11/26).
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia/diakses/2009/11/26).

Klasifikasi
Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:
Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun (http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia/diakses/2009/11/26).
Tipe sel predominan yang terlibat: limfoid dan mieloid
Kemudian, penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi.
• Ketika leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik.
• Ketika leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, maka disebut leukemia mielositik (http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia/diakses/2009/11/26).
Jumlah leukosit dalam darah
• Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat sel-sel abnormal
• Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, terdapat sel-sel abnormal
• Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal
Prevalensi empat tipe utama
Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi menjadi:
• Leukemia limfositik akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih
• Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
• Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak
• Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak (http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia/diakses/2009/11/26).
Patogenesis
Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi (http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia/diakses/2009/11/26).
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lanbar dan bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal (http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia/diakses/2009/11/26).
Etiologi
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia, seperti:
Radiasi
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:
• Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
• Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
• Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang
Faktor leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia:
• Racun lingkungan seperti benzena
• Bahan kimia industri seperti insektisida
• Obat untuk kemoterapi
Epidemiologi
• Di Afrika, 10-20% penderita LMA memiliki kloroma di sekitar orbita mata
• Di Kenya, Tiongkok, dan India, LMK mengenai penderita berumur 20-40 tahun
• Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui LLK.
Herediter
Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa (http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia/diakses/2009/11/26).
Leukemia akut
Manifestasi klinik
Manifestasi leukemia akut merupakan akibat dari komplikasi yang terjadi pada neoplasma hematopoetik secara umum. Namun setiap leukemia akut memiliki ciri khasnya masing-masing. Secara garis besar, leukemia akut memiliki 3 tanda utama yaitu:
• Jumlah sel di perifer yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan terjadinya infiltrasi jaringan atau leukostasis
• Penggantian elemen sumsum tulang normal yang dapat menghasilkan komplikasi sebagai akibat dari anemia, trombositopenia, dan leukopenia
• Pengeluaran faktor faali yang mengakibatkan komplikasi yang signifikan
Alat diagnosa
Leukemia akut dapat didiagnosa melalui beberapa alat, seperti:
• Pemeriksaan morfologi: darah tepi, aspirasi sumsum tulang, biopsi sumsum tulang
• Pewarnaan sitokimia
• Immunofenotipe
• Sitogenetika
• Diagnostis molekuler
(http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia/diakses/2009/11/26).
Leukemia adalah suatu keganasan organ pembuat darah, sehingga sumsum tulang didominasi oleh klon maligna limfositik dan terjadi penyebaran sel-sel ganas tersebut ke darah dan semua organ tubuh.
Epidemiologi
Leukemia menempati 40% dari semua keganasan pada anak. Faktor risiko terjadi leukemia adalah kelainan kromosom, bahan kimia, radiasi, faktor hormonal, infeksi virus.
Patogenesis Dan Klasifikasi
• Blastosit abnormal gagal berdiferensiasi menjadi bentuk dewasa, sementara proses pembelahan berlangsung terus. Sel-sel ini mendesak komponen hemopoitik normal sehingga terjadi kegagalan sumsum tulang. Disamping itu, sel-sel abnormal melalui peredaran darah melakukan infiltrasi ke organ-organ tubuh.
• Klasifikasi :
Dikenal 2 golongan besar leukemia akut :
o Leukemia limfoblastik akut (LLA) : sel induk berasal dari sel induk sistem limfoid
o Leukemia mieloblastik akut (LMA) : sel induk berasal dari sel induk sistem mieloid
Diagnosis
1. Anamnesis
o Anemia, sering demam, perdarahan, berat badan turun, anoreksia, kelemahan umum.
o Keluhan pembesaran kelenjar getah bening dan perut.
1. Pemeriksaan fisis
o Anemis dan tanda perdarahan : mukosa anemis, perdarahan, ulsera, angina Ludwig
o Pembesaran kelenjar limfe general
o Splenomegali, kadang hepatomegali.
o Pada jantung terjadi gejala akibat anemia.
o Infeksi pada kulit, paru, tulang.
1. Pemeriksaan penunjang
o Anemia normositik normokromik, kadang kadang dijumpai normoblas.
o Pada hitung jenis terdapat limfoblas. Jumlah limfoblas dapat menyampai 100%.
o Trombositopeni, uji tourniquet positif dan waktu perdarahan memanjang.
o Retikulositopenia.
o Kepastian diagnostic: pungsi sumsum tulang, terdapat pendesakan eritropoiesis, trombopoesis, dan granulopoesis. Sumsum tulang di dominasi oleh limfoblas.
o Rontgen foto toraks AP dan lateral untuk melihat infiltrasi mediastinal.
o Lumbal pungsi : untuk mengetahui ada infiltrasi ke cairan serebrospinal.
Penatalaksanaan
1. Protokol pengobatan
Protokol pengobatan menurut IDAI ada 2 macam yaitu :
1. Protokol half dose metothrexate (Jakarta 1994) lihat Lampiran
2. Protokol Wijaya Kusuma (WK-ALL 2000) lihat lampiran
2. Pengobatan suportif
Terapi suportif misalnya transfusi komponen darah, pemberian antibiotik, nutrisi, dan psikososial.
Pemantauan
1. Terapi
Komplikasi terapi adalah alopesia, depresi sumsum tulang, agranulositosis. Sepsis merupakan komplikasi selama pengobatan sitostatika.
Pada pemberian kortikosteroid dapat terjadi perubahan perilaku, misalnya marah, dan nafsu makan yang berlebihan.
2. Tumbuh Kembang
Pasien secepatnya masuk sekolah. Dalam jangka lama perlu diobservasi fungsi hormonal dan tumbuh kembang anak.
Prognosis
Prognosis tidak baik. Angka kematian tinggi (http://ummusalma.wordpress.com/2007/01/24/leukemia-limfoblastik-akut/diakses/2009/11/26).
Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah bening. Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi yaitu jenis pengobatan dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu atau kombinasi dari dua obat atau lebih. Pada jenis penyakit leukemia tertentu dilakukan terapi biologi untuk meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini diberikan melalui suntikan di dalam pembuluh darah balik. Bagi pasien dengan leukemia limfositik kronis, menggunakan terapi biologi jenis antibodi monoklonal yang akan mengikatkan diri pada sel-sel leukemia. Terapi ini memungkinkan sistem kekebalan untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Bagi penderita dengan leukemia myeloid kronis, terapi biologi yang digunakan adalah bahan alami bernama interferon untuk memperlambat pertumbuhan sel-sel leukemia. Jalan terapi selanjutnya dapat dilakukan melalui radioterapi dengan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Sebuah mesin besar mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel-sel leukemia ini. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan ke seluruh tubuh. Iradiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang (http://piogama.ugm.ac.id/wp-content/uploads/leukemia.jpg).

Terobosan terbaru adalah transplantasi sel induk / sel tunas (stem cell). Contoh penggunaan terapi stem cell yang sudah sering didengar adalah tranplantasi sumsum tulang untuk penderita keganasan hematologis seperti leukemia maupun kelainan genetik seperti thalassemia. Kesulitan cara ini adalah pemenuhan syarat mutlak kecocokan HLA (Human Leucocyte Antigent) 100% antara donor dan resipien (penerima). Di samping stem cell dari sumsum tulang, diusahakan pula stem cell dari darah tepi dengan teknik penyaringan tertentu (http://piogama.ugm.ac.id/wp-content/uploads/leukemia.jpg).
Sumber utama stem cell dalam tubuh tampaknya bukan sumsum tulang, melainkan cairan ari-ari (umbilical cord blood). Perkembangan sumber stem cell mencapai ke arah yang lebih baik yaitu dari darah tali pusat. Stem cell dari darah tali pusat cenderung lebih baik, karena lebih “murni” dari perubahan ciri genetik daripada setelah tumbuh dewasa. Perubahan genetik tersebut bisa terjadi oleh pengaruh infeksi ataupun faktor lingkungan (misalnya radiasi). Sel tunas pada ari-ari lebih segar, lebih plastis, dan lebih aktif ketimbang sel tunas dari sumber lain. Meskipun demikian, sel terbaik untuk dijadikan sumber stem cell adalah sel embrionik manusia, yang muncul pada embrio bayi yang berumur sekitar 7 hari. Sel ini merupakan sel-sel blastosit yang paling gesit. Namun, sampai saat ini, pengambilan sel tunas dari sumber ini masih menjadi kontroversi karena hal tersebut sama dengan membunuh sang janin (http://piogama.ugm.ac.id/wp-content/uploads/leukemia.jpg).
Pada umumnya, Stem cell terletak di area tersembunyi yang kurang oksigen pada sumsum tulang. Sel-sel ini muncul ketika tubuh mengalami luka, menuju ke dalam sel otak ketika terjadi stroke, menyelinap ke sel darah merah ketika nyeri akibat leukemia muncul, dan seterusnya. Salah satu kelebihan sel tunas ini yaitu meski disuntik ke berbagai pembuluh darah, ia tak pernah lupa jalan pulang ke sel awalnya (sel yang mengalami cedera). Darah tali pusat juga belum mengandung sel-sel imun yang relatif matur, sehingga reaksi penolakan imunologis lebih rendah. Dengan demikian, darah tali pusat bisa ditransplantasikan ke pasien lain tanpa harus mendapatkan kecocokan HLA 100%. Kecocokan sekitar 60% sudah mampu mencegah reaksi penolakan. Dalam perkembangannya, tentu bukan hanya penyakit darah yang diharapkan bisa diatasi dengan terapi stem cell (http://piogama.ugm.ac.id/wp-content/uploads/leukemia.jpg).
Pengobatan stem cell dilakukan dengan menyuntikkan sel tunas ke dalam sel yang rusak di organ tubuh. Pasien akan mendapatkan stem cell yang sehat melalui tabung fleksibel yang dipasang di pembuluh darah balik besar di daerah dada atau leher. Sel-sel darah yang baru akan tumbuh dari stem cell hasil transplantasi ini. Setelah transplantasi sel induk, pasien biasanya harus menginap di rumah sakit selama beberapa minggu. Tim kesehatan akan melindungi pasien dari infeksi sampai sel-sel induk (stem cell) hasil transplantasi mulai menghasilkan sel-sel darah putih dalam jumlah yang memadai. [ITA] (http://piogama.ugm.ac.id/wp-content/uploads/leukemia.jpg).



DAFTAR PUSTAKA
Goenarso, darmadi, dkk. 2005. Fisiologi Hewan. Jakarta : Universitas terbuka.
Podjiadi, Anna. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.
(http://www.id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses 2009/10/31).
(http://www.spiritin.or.id/li/bacali.php/diakses2009/10/31).
(http://www.id.wikipedia.org/wiki/golongan_darah/diakses 2009/10/31).
(http://id.wikipedia.org/wiki/darah/diakses/2009/11/26).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hitung_darah_lengkap/diakses2009/11/26).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih/diakses/2009/11/26).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_darah/diakses2009/11/26).
(http://organisasi.org/pembuluh_darah_arteri_nadi_vena_balik_dan_kapiler_ilmu_biologi/diakses/2009/11/26).
(http://id.wikipedia.org/wiki/darah-katak/diakses/2009/11/26).
(http://panglima-zay.blogspot.com/2008/11/hemoglobin.html).
(http://www.juraganmedis.com/hemoglobin-mengenal-lebih-dekat-yuk.html).
(http://panglima-zay.blogspot.com/2008/11/hemoglobin.html).
(http://panglima-zay.blogspot.com/2008/11/larutan-hayem-dan-larutan-turk.html).
(http://patologiklinikku.blogspot.com/diakses2009/11/26).
(http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia/diakses/2009/11/26).
(http://ummusalma.wordpress.com/2007/01/24/leukemia-limfoblastik-akut/diakses/2009/11/26).
(http://piogama.ugm.ac.id/wp-content/uploads/leukemia.jpg).
(http://piogama.ugm.ac.id/wp-content/uploads/leukemia.jpg).